Senin, 17 November 2014

Ahok: DPRD itu Dewan Perampok Rakyat Daerah


Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (ketiga kiri) melambaikan tangan usai mengikuti sidang paripurna istimewa pengumuman pengisian jabatan Gubernur DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (14/11). Sidang paripurna itu beragendakan pembacaan mekanisme pengangkatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta sisa masa jabatan tahun 2012-2017.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, menyebut DPRD sebagai kepanjangan dari Dewan Perampok Rakyat Daerah. Hal ini diutarakannya dalam acara Rossy goes to campus dengan host pewarta, Rosiana Silalahi.
Video ini diunggah oleh akun youtube updateberita pada 6 November lalu. Dalam video itu, Ahok mengutarakan kepanjangan itu saat dirinya masih menjadi anggota DPRD. Hal tersebut terjadi saat dirinya pertama kali masuk dalam dunia politik dengan menjadi wakil rakyat. Pada suatu hari, dia didatangi seorang camat. “Ahok, kamu harus lawan semua yang ada di DPRD. Jangan ikut-ikutan,” jelas camat itu, seperti ditututkan Ahok dalam video acara itu.
Ahok kemudian melakukannya. Ada SPJ fiktif dilawannya. Berbagai kejanggalan program pemerintah diutarakannya dengan tegas. Hal ini kemudian memunculkan respon masyarakat Belitung Timur. Ada seorang ustadz mendatanginya. “Kamu harus maju menjadi bupati. Kamu lebih baik,” imbuh Ahok menuturkan pernyataan ustadz itu.
Ahok kemudian memberanikan diri maju dalam pilkada hingga akhirnya menang. Dia pun menjadi orang nomor satu di Belitung Timur.
Kisah Ahok aktif dalam politik bermula dari kebiasaan warga sekitar yang kerap meminta bantuan kepadanya. Ada yang mau berobat, memperbaiki rumah, atau apapun terkait dengan kebutuhan hidup, tidak mampu. Kemudian datang kepadanya untuk meminta uang. “Saya tidak sanggup terus-terusan seperti ini. Akhirnya saya berpolitik dengan maksud dengan wewenang yang dimiliki dapat membantu mereka,” paparnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar