Minggu, 11 Januari 2015

Rumah Batu Olak Kemang, Cagar Budaya Butuh Perhatian


Terletak tak jauh dari tepian Sungai Batanghari, tampak Rumah Batu Olak Kemang berdiri. Bangunan tua yang oleh warga setempat disebut  juga “Rumah Rajo” merasai sendirian, melawan kekuatan alam – hujan, panas dan angin yang mengikis hampir seluruh sisi dinding. Ditambah lagi lumut dan tetumbuhan paku yang menempel di sela-sela retakan menjadikan bangunan cagar budaya ini tampak merana. Kayu pada sisi dinding dan lantai atas sudah banyak lapuk, dan atapnya yang sebagian besar hampir lepas.
1377877755460001213
Rumah ini dibangun dalam kurun abad ke-XVIII. Tentunya ini menyimpan nilai sejarah, khususnya merekam jejak kekayaan budaya masyarakat Melayu Jambi. Warga yang tinggal bersebelahan dengan bangunan tua tersebut mengatakan Rumah Batu Olak Kemang milik (Alm) Said Idrus bin Said Hasan Al Jufri. Pada masa jayanya beliau adalah seorang Raja (Sultan) berpengaruh di kawasan itu dengan gelar Pangeran Wirokusumo.
1377877831147102478
Rumah Batu Olak Kemang sendiri berbentuk bangunan dengan dua lantai. Arsitekturnya selain memperlihatkan model rumah panggung khas rumah masyarakat Melayu Jambi juga tampak dipengaruhi seni bangunan oriental - China. Hal ini bisa dilihat dari ukiran Ular Naga pada bagian pintu masuk utama ruangan, dan pintu gerbang keluar-masuk yang berjarak kurang lebih 5 meter yang tampak menyerupai gerbang rumah ibadah Klenteng .
13778780431641905850
Perawatan rumah tua ini sampai sekarang masih dilakukan seadanya oleh pihak keluarga dari keturunan (Alm) Said Idrus bin Said Hasan Al Jufri. Saat ini tanggung-jawab merawatnya berada pada pundak Ibu Syarifah Aulia.
Harapan dari pihak yang merawat Rumah Batu Olak Kemang ini pemerintah Kota Jambi bersedia memberikan perhatian yang layak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar